Senin, 23 Agustus 2010

SKETSAKU (LANJUTAN 2)

6

Ayo...!! All you can eat ....! sejenak saya bingung mendengar ajakan tersebut, dari rekan kerja saya. Hari kamis tanggal 05 Agustus 2010, kita akan makan sepuas-puasnya di ‘CASASUKI’, demikian teman saya memperjelas informasi yang saya dengar tadi. Acara makan-makan tersebut adalah merupakan selamatan hari ulang tahun direktur tempat saya bekerja. Sekaligus penutup ‘makan besar’ karena beberapa hari lagi akan masuk bulan puasa ramadhan. Makan sepuas-puasnya sudah sering di lakukan, karena porsi makan teman-teman (termasuk saya..!!) memang cukup menyakinkan, seperti di Teabox, Paregu, Hanamasa dll. Tapi sebenarnya yang terpikirkan oleh saya bukan makan sepuas-puasnya karena saya menyadari bahwa urusan perut kalau mau sehat ‘kita harus makan ketika perut lapar dan berhenti sebelum kenyang’. Dan seberapa besarkah isi perut kita untuk bisa diisi dengan berbagai makanan !?. Disamping itu bila sedang “makan besar” dengan teman-teman kantor seperti itu, saya selalu teringat bagaimana keluarga (anak istri) saya di rumah mereka sedang makan apa !? dan masa-masa sulit saya. Walau demikian untuk hal selera makan, selera saya sebenarnya ‘selera rumahan’, artinya bagaimanapun enaknya makan di luar tetap saja yang paling enak makanan di rumah. Alhamdulillah untuk urusan dapur, istri saya memang senang memasak.

Merunut kembali masalah makanan, saya harus mengakui cerita masa kecil yang sangat prihatin dilajutkan dengan masa-masa kuliah lebih prihatin lagi. Ditambah lagi beberapa tahun setelah selesai kuliah waktu saya jadi pengangguran walaupun sambilan ikut membantu kakakku, saya pernah sakit karena alasan yang sangat sederhana, karena ‘kekurangan gizi’. Sekarang yang ada dihadapan saya adalah sesuatu yang sangat kontras, saya tinggal pilih apa yang akan saya makan, sepuas-puasnya dan sekenyang-kenyangnya. Ya Allah ..Alhamdulillah ya Allah...Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar Rahman : 13,16…). Walau demikian saya tetap berusaha untuk menahan diri, mengambil porsi sesuai dengan kemampuan yang bisa habiskan, dengan ‘takaran’ saya harus bisa berhenti sebelum saya benar-benar kenyang. Insya Allah saya tak akan lupa diri, karena porsi yang telah saya ambil harus dihabiskan sampai tuntas (tidak lebih tidak kurang pokoknya porsinya ! pas..!), dengan pelan-pelan dan meyakinkan saya akan selesaikan makanan yang ada, walaupun akhirnya saya yang paling akhir makannya karena yang lain sudah selesai. Saya kira penyebabnya adalah setiap makanan yang ada didepan saya, saya mencoba untuk benar-benar sangat menikmatinya, karena setiap makanan yang ada dihadapan saya, pasti akan mengingatkan saya, ketika masa-masa sulit yang telah saya lalui dan anak istri saya di rumah. Semua memang saya harus mensyukurinya. Apapun yang telah dan sedang saya makan kalau sudah masuk dalam perut sebenarnya semua ‘rasa’ hanya bisa dinikmati sampai di tenggorokan saja setelah itu apapun yang kita makan sisanya tetap merupakan ‘kotoran’.

Awal Juli 2010 alhamdulillah saya punya kesempatan menikmati liburan di Yogya selama tiga hari, kesempatan ini saya manfaatkan untuk menikmati makanan yang dulu belum sempat saya nikmati, dan yang biasa saya makan sehari-hari nasi kucing, pecel, tahu dan tempe bacem dan lain-lain makanan sederhana. Memahami apa yang telah saya makan, saya tak ada maksud apa-apa kecuali hanya ingin mengurai perjalanan hidup yang telah saya lalui, saya telah berhadapan dengan masalah kebutuhan dasar hidup saya, saya hanya ingin mengatakan betapa sangat bersyukurnya saya. Bisa menikmati apa yang sebelumnya tak terbayangkan oleh saya. Sebelumnya saya pernah merasakan bagaimana saya berpikir ‘tidak tahu harus makan apa besok !?. Ketika kehabisan bekal…!. Atau menyaksikan ibu saya yang kehabisan beras di dapur sehingga harus meminta kepada tetangga atau saudara. Aku tidak tahu harus bagaimana menceritakan, ketika harus mengantri beras….. Ya Allah masa pahit itu telah berlalu, Alhamdulillah Ya Allah. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa sekarang, saya telah berhasil meraih kehidupan dunia dengan sempurna dan telah memiliki segalanya. Hidup sempurna bagi saya, bukan kita harus memiliki segalanya tapi hidup sempurna adalah kita bisa memanfaatkan dan menikmati sekaligus mensyukurinya apa yang kita miliki. Terima kasih Yaa... Allah..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar