Jumat, 17 Desember 2010

Buat Istriku Tersayang

Buat Istriku Tersayang....! SELAMAT ULANG TAHUN PERNIKAHAN kita yang ke 15.

Terima kasih Alahamdulillah hari ini telah 15 tahun, jadi pendampingku yang setia, udah jadi Istri yang baik dan sesuai dengan harapan serta mimpiku ...udah jadi IBU yang baik buat Luqman Rafif, Rifki Alaudin dan Muhamad Kahfi Al Bana ..

Jangan pernah berhenti untuk selalu bersyukur dan bertakwa pada Alloh SWT,...

mohon maaf kalau selama ini Suamimu belum bisa memberikan yang terbaik ...

setiap hari saya akan perbaiki diri, Iinsya Alloh menjadi lebih baik,..dan lebih sabar ...

ISTRIKU, terimakasih sudah menjadi pelipur lara dan penghilang rasa sedih saya selama ini.

menjadi penyejuk hati dan mata selama ini....

terimakasih saat saat kita merasakan kebahagiaan bersama.....

terimakasih sudah hadir setiap hari disamping saya,...

juga jadi orang pertama yang saya lihat kalau bangun tidur ...

semoga kesabaran 'MAMA' selama ini diganti dengan syurga oleh Alloh SWT,

semoga anak kita menjadi anak yang sholeh..

Semoga keluarga kita menjadi Keluarga Sakinah, mawadah warahmah.......

dan semoga kita semakin kuat dan kompak menghadapi hari esok ...Amien.



Ya Allah jadikanlah Anak dan istriku menjadi penyejuk hati dan pandanganku...!



dari YANG SELALU MENCINTAIMU DAN SELAMAMNYA............



Pak UDIN....(Sang Suami...)

Minggu, 05 Desember 2010

SKETSAKU (LANJUTAN 4)

Awalnya saya berpikir, saya menulis ‘sketsaku’ agar bisa bercermin dan membaca diri sendiri. Seperti membuat sketsa gambar, saya hanya mengurai hidup dengan membentuk garis-garis cerita hidup bahwa saya hanya ingin mengatakan beginilah cerita hidup saya, sederhana dan biasa-biasa saja, walau masih banyak detail hidup yang tak sanggup di urai dengan kata-kata, tapi saya berharap bisa memberikan gambaran seperti kita melihat sebuah gambar sketsa, semoga anak keturunanku bisa memberi warna yang lebih sempurna dan melengkapinya, walaupun saya menyadari sepenuhnya bahwa mereka akan mempunyai cerita hdup sendiri. Cerita hidup saya adalah cerita hidup manusia biasa, yang mencoba merubah ‘hidup’ menjadi lebih baik, tapi ketika saya harus mengatakan bagaimana saya harus memperjuangkan untuk keluarga saya, saya ingin mengatakan kepada anak-anak bahwa saya ingin menjadi seorang bapak yang luar biasa. Mengantar sekolah, mendidik yang terbaik buat mereka, do’a terbaik dan memberikan apapun yang terbaik buat anak-anakku, bisa mengenal Allah dan istiqomah dalam beribadah khususnya sholat lima waktu dan belajar Al Qur’an, tak ada yang lebih membahagiakan bisa mendidik anak kita menjadi anak yang saleh, selanjutnya apapun cita-cita mereka biarlah mereka sendiri yang menentukan arah dan tujuan hidupnya.

Namun demikian sayapun sangat menyadari bahwa dalam perjalanan hidup, sesungguhnya perjalanan hidup orang tua kita sebenarnya mereka lebih berat ‘derita’ dan prihatin hidupnya. Tentunya dalam situasi dan kondisi yang beda. Lebaran kemarin September 2010 seperti biasa saya berkumpul di tempat bapak mertua di Bandung. Saya sangat bersyukur karena mempunyai bapak ibu mertua dan adik-adik ipar yang luar biasa sangat baiknya, suasana rumah penuh kekeluargaan, dan kami selalu kangen untuk bisa berkumpul lagi, terutama istri saya kalau udah kumpul sangat berat rasanya untuk kembali lagi ke Limo-Depok (Jakarta di pinggirnya). Tapi kalau sudah kumpul seperti itu sudah menjadi kebiasaan bapak mertua, mengajak kami anak-anakanya untuk, melakukan tapak tilas kisah perjalanan hidupnya. Dan sudah menjadi kebiasaan rutin kami untuk mengunjungi saudara angkat bapak di daerah Cikadut (Arjasari) dan dilanjutkan ke Cimahi tempat Uwa Hasan (orang yang dituakan oleh bapak). Bapak pernah tinggal di Asrama NTT daerah Cikadut, pernah kenal dengan orang asli di belakang asrama tersebut, dan tuan tanah di daerah tersebut, karena hubungannya sangat baik dengan keluarga tersebut, bapak di anggapnya sebagai anak sendiri, sehingga sampai sekarang kami sebagai anak-anaknya, setiap lebaran selalu silaturahim kesana. Kisah perjalanan bapak memang sangat luar biasa. Walaupun saya belum bisa menceritakannya dengan sangat detail, tapi saya akan mencoba menguarainya dalam sketsa saya kali ini, semampu yang bisa saya cerita, dari hasil setiap kali, bila kami berkumpul, karena masa-masa itu selalu bapak berusaha bercerita dengan semangat, tentang kisah hidupnya. (semoga dalam kesempatan lain saya bisa mengangkat cerita bapak mertua lebih luas lagi).

Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah di Bima bapak melanjutkan pendidikan di Kupang. Dari Kupang bapak melanjutkan pendidikan ke Bandung kurang lebih tahun 1962 masuk IKIP Bandung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Bahasa Indonesia, awalnya hidup cukup prihatin sempat tinggal beberapa bulan di Asrama Flores (NTT) di daerah Cikadut, kuliah jalan kaki dari Cikadut ke Ledeng IKIP Bandung, pernah sakit cukup parah, karena kecapean. Selama sakit tersebut ada seorang teman datang menjengguk dan mau membantu yang kebetulan tinggal dekat kampus. Setelah sembuh dari sakit bapak diajak tinggal dekat kampus. Yang akhirnya bisa tinggal di asrama kampus IKIP Bandung. Semangat belajar bapak memang sungguh sangat luar biasa. Dan prestasinyapun cukup bagus. Ada seorang dosen yang cukup menarik perhatiannya, padahal dosen tersebut cukup menakutkan bagi teman mahasiswa yang lain. Tapi dengan bapak justru mau di angkat jadi asistennya. Bapak tidak langsung mau terima, dan bertanya balik ke dosen tersebut, bapak dosen mungkin salah pilih buat saya, tapi dosen tersebut dengan sedikit memaksa dan menyakinkan, saya yakin ! saya tidak salah pilih dengan kamu, katanya. Akhirnya bapak memberikan pilihan dan menawarkan, kalau begitu..! ok..! bapak dosen jangan terlalu yakin dulu, tapi saya harus diuji terlebih dulu oleh bapak..! Akhirnya apa yang ditawarkan, diterima oleh dosen tersebut. Dengan tawaran itu mulailah tonggak baru dalam hidup bapak, dengan dosen tersebut mulailah bapak melakukan dialog dan diskusi yang sangat membantu dalam proses belajarnya sebagai mahasiswa. Yang kebetulannya lagi bapak sangat cukup berminat dalam hal politik, organisasi, kesenian dan agama. Bapak dosen tersebut akhirnya sangat senang dengan bapak. Jadilah bapak sebagai asistennya. Semangat dan kemapuan belajar bapak terus meningkat. Dan dengan usahanya yang gigih bapak bisa menyelesaikan program diplomanya, selanjutnya ke Program Sarjana (S1).

Tahun 1964 pulang ke Bima dan nikah, tahun 1967 pulang lagi tapi ke Bandung sendiri. Mamah belakangan menyusul bapak ke Bandung setelah umur kandungan anak pertama (istri saya) kurang lebih enam tujuh bulan, berdua bersama orang tuanya bapak.

Dalam proses perjalanan selanjutnya dengan pangalaman sebagai asisten dosen, membuka kemungkinan bapak untuk terus meningkatkan program dalam proses belajar di IKIP Bandung. Menyelesaikan S1 dan menjadi dosen di almamatenya, selanjutnya berusaha melanjutkan program pendidikan ke S2 ke Singapura tahun 1984, dan melanjutkan S3 di Universitas Pajajaran tahun 1994. Dalam setiap melanjutkan jenjang pendidikan bapak selalu mengalami kesulitan untuk diterima di program tersebut, tapi kalau sudah diterima dengan kemampuan yang ada bapak bisa menyelesaikannya dengan cepat dan hasil yang sangat memuaskan. Dan Alhamdulilah sampai akhirnya Bapak bisa meraih gelar Profesor. Dengan segala kesederhanaan dan hidupnya yang penuh sahaja. Insya Allah menjadi inspirasi bagi semua orang yang bisa mengenalnya dengan baik.